blank
blank
blank
blank
blank

Dinkes Makassar Ragu Data Sasaran Vaksinasi Lansia

blank

Makassar | Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar meragukan data sasaran vaksinasi lansia yang ditetapkan pemerintah pusat untuk dipenuhi. Jumlah targetnya dianggap terlalu tinggi yang membuat realisasinya sulit dicapai, padahal berbagai cara diklaim sudah dilakukan untuk merealisasikannya.
“Itu juga artinya kita perlu mengecek sasaran lansianya, apakah tidak terlalu tinggi, karena inikan sasaran yang tentukan pusat,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Makassar Adi Novissa saat dihubungi detikSulsel, Kamis (14/4/2022).

“Jadi mungkin apakah memang ada selisih dengan jumlah yang ada di lapangan, dengan sasaran yang dia (pusat) kasih ke kita,” sambung dia.

Pasalnya dia beranggapan pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk merealisasikan target pusat. Namun sampai saat ini capaiannya belum bergerak signifikan.

“Mungkin ada miss data. Kenapa, karena ini sih sudah berbagai macam cara kita lakukan (untuk mendorong cakupan vaksinasi lansia), seperti door to door,” tutur dia.

Adi mengatakan layanan vaksinasi lansia masih terus dijalankan. Kendati begitu dirinya masih mempertanyakan kebenaran data sasaran lansia yang ditarget untuk Kota Makassar.

“Cuman persoalannya begini, apakah betul datanya Makassar untuk (sasaran vaksinasi) lansia itu sudah benar, karena sampai sekarang itu kita sudah melakukan vaksinasi menyasar RT/RW juga kita sudah lakukan,” beber Adi.

Berdasarkan data Dinkes Makassar, total sasaran vaksinasi lansia yang ditetapkan pusat di Makassar sebanyak 706.781 orang. Dari total target itu, hingga per tanggal 13 April 2022 vaksinasi lansia dosis 1 sudah terealisasi 50,56%, dosis 2 42,98%, lalu booster atau dosis ketiga 11,12%.

“Itu juga lansia belum mencapai target sesuai pusat 70%,” papar dia.

Sementara dalam ketentuan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diatur vaksinasi lansia dosis 1 minimal 60%. Kota Makassar masih kesulitan mencapai target tersebut.

“Sudah berbagai upaya kita lakukan ini, sampai pernah kita lakukan lansia (yang divaksin) dapat beras, minyak tapi masih juga sulit,” ungkap Adi.

Kendala Layanan Vaksinasi Lansia di Makassar
Vaksinasi lansia yang sulit dicapai juga dikarenakan sejumlah kendala di lapangan. Salah satunya karena kondisi kesehatan lansia yang tidak dimungkinkan untuk divaksin.

“Ini juga beberapa pengalaman waktu kita melakukan vaksinasi, mereka lansia datang (ke layanan vaksinasi) tapi saat diperiksa dia ada hipertensi,” ungkap dia.

Kelompok lansia yang punya komorbid pun jadi alasan utama. Penyakit penyerta pada warga usia 60 tahun membuat vaksinasi sering ditunda.

“Ada juga memang mungkin karena faktor dia ada penyakit komorbid sehingga dia tidak layak untuk di vaksin,” lanjut Adi.

Padahal dia tak pernah terpikir bahwa serumahnya kemana-mana, hampir setiap hari keluar-masuk rumahnya, bisa saja lewat itu mereka tertular (COVID). Itu yang masih mungkin kurang dipahami untuk beberapa (lansia) ini (lansia) di Makassar,” tandasnya.

Termasuk ada juga sebenarnya orang serumahnya yang khawatir. Memang perlu dilakukan edukasi lagi terhadap itu masyarakat itu,” jelas Adi.

Sebelumnya diberitakan, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto meminta Pemerintah Pusat tidak menjadikan cakupan vaksinasi lansia sebagai indikator menentukan status PPKM. Pasalnya vaksinasi lansia diakui sulit direalisasikan.

“Kita lobi pemerintah pusat agar itu (capaian vaksinasi lansia) jangan dipertimbangkan (jadi penentu status PPKM),” ucap Danny saat dimintai keterangannya, Selasa malam (12/4).

Karena itu (vaksinasi lansia belum penuhi ketentuan pusat) bukan salah kita. Itu kondisional,” jelas Danny. (*)

Berita Terkait:

r
r
r

LIPUTAN DAERAH