MAROS, Kameraliputan.com – Di bawah naungan langit Maros yang cerah, di halaman megah Istana Balla Lompoa Kassikebo – sebuah saksi bisu sejarah dan peradaban yang berakar kuat – denyut spiritualitas dan kekayaan budaya kembali berpadu dalam sebuah perayaan akbar. Kamis, 18 September 2025, menjadi penanda momen istimewa: puncak perayaan Maudu Adat Kalabbirang, sebuah rangkaian peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1447 Hijriah yang khidmat, meriah, dan sarat makna.
Sejak pagi hari, aura sakral dan kegembiraan telah menyelimuti area Istana Balla Lompoa Kassikebo di Kelurahan Baju Bodoa, Kecamatan Maros Baru. Aroma wangi dupa, lantunan shalawat yang mengalun syahdu, serta keramaian masyarakat yang antusias, menciptakan suasana yang tak terlupakan. Ini bukan sekadar perayaan keagamaan; ini adalah manifestasi hidup dari akulturasi Islam dan budaya Bugis-Makassar yang telah berurat berakar, di mana ‘Kalabbirang’ – kehormatan dan kemuliaan – menjadi inti dari setiap untaian doa dan prosesi.
Kehadiran orang nomor satu di Maros, Bupati Dr. H. A. S. Chaidir Syam, S.IP., M.H, didampingi oleh Wakil Bupati Andi Muetazim Mansyur, S.T., M.Si, serta jajaran Unsur Forkopimda Maros lainnya, menjadi penegasan komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan nilai-nilai keagamaan dan adat istiadat yang menjadi warisan tak ternilai. Mereka duduk bersama, dalam suasana kebersamaan yang erat, menyaksikan gema shalawat dan lantunan syair puji-pujian kepada Baginda Rasulullah SAW yang memenuhi seisi istana, meresap ke dalam sanubari setiap yang hadir.
Bukan hanya para pemimpin, namun seluruh elemen masyarakat turut membaur dalam kemeriahan ini. Dari Camat Maros Baru, para tokoh agama yang menjadi panutan, hingga para penjaga tradisi dan budaya se-Kabupaten Maros, semuanya hadir. Kepala Desa Samangki dari Kecamatan Simbang, beserta berbagai pemangku kepentingan, juga tak ketinggalan, menunjukkan betapa perayaan ini adalah milik bersama, sebuah tapestry persatuan yang ditenun dari benang iman dan warisan leluhur.
Di tengah hiruk pikuk perayaan, makna Maulid Nabi tak pernah luput. Maudu Adat Kalabbirang menjadi ruang refleksi untuk meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW, sekaligus menegaskan identitas Maros sebagai daerah yang teguh memegang nilai-nilai luhur. Hidangan tradisional yang disajikan, tarian adat yang mungkin ikut memeriahkan, serta dialog antar generasi yang terjalin, semuanya memperkuat ikatan silaturahmi dan menumbuhkan rasa bangga akan kekayaan budaya.
Puncak perayaan Maudu Adat Kalabbirang di Istana Balla Lompoa Kassikebo ini bukan hanya sekadar seremoni tahunan. Ia adalah cerminan hidup dari identitas Maros: sebuah daerah yang teguh memegang teguh iman, merangkul tradisi dalam keagungan, dan membangun masa depan dalam bingkai kebersamaan yang harmonis. Sebuah warisan tak ternilai yang akan terus menginspirasi generasi demi generasi untuk senantiasa menjaga cahaya spiritual dan kearifan lokal.