Mengukir Pemimpin Gardu Terdepan: 80 Kepala Desa Maros Tempa Diri di Markas Kostrad

blank

Maros blankKamera Desa -,  – Suasana Markas Brigif 3/TBS Kostrad Kariango, Kecamatan Tanralili, hari ini tidak seperti biasanya. Dentum langkah tegap dan barisan rapi kini diisi oleh pemandangan unik: 80 kepala desa dari 14 kecamatan di Kabupaten Maros yang siap ditempa dalam retret orientasi kepemimpinan. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari, hingga 24 Agustus 2025 ini, dibuka langsung oleh Bupati Maros, Chaidir Syam, bersama Wakil Bupati Muetazim Mansyur, mengusung tema penuh makna: “Dari Desa untuk Indonesia.”21 Agustus 2025

blank

Pemilihan lokasi di markas militer bukan tanpa alasan. Bupati Chaidir Syam dalam Segalanya menegaskan visi besar di balik retret ini. “Desa adalah ujung tombak pemerintahan. Kekuatan dan kemajuan Indonesia berawal dari desa-desa yang mandiri dan dipimpin oleh tokoh-sosok cakap. Oleh karena itu, penguatan kepemimpinan kepala desa menjadi hal yang mutlak dan penting,” ujarnya penuh semangat.

Chaidir menjelaskan, format “retret” dipilih untuk efektivitas maksimal. Ini bukan sekadar pelatihan konvensional, melainkan sebuah pengalaman imersif yang dirancang untuk membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan. “Materi yang kami berikan sangat komprehensif, mulai dari penguatan bela negara, pendalaman wawasan kebangsaan, hingga teknik penyusunan rencana pembangunan desa yang efektif. Kami ingin para kepala desa pulang dengan bekal ilmu, semangat baru, dan mental baja,” tambah Chaidir.

Amul Hikmah Budiman, Ketua Saoraja Institute, lembaga pelatihan yang menjadi mitra dalam kegiatan ini, memaparkan kurikulum khusus yang telah disiapkan. “Kurikulumnya sangat unik dan terintegrasi. Sebanyak 60 persen materinya difokuskan pada bela negara dan kebangsaan, yang akan langsung dikawal dan diampu oleh para instruktur dari Kostrad. Sisanya, 40 persen, adalah pendidikan terkait birokrasi kepemimpinan, capacity building , manajemen desa, dan hal-hal teknis lain yang relevan dengan tugas kepala desa,” jelas Amul. Perpaduan ini diharapkan mampu melahirkan pemimpin desa yang tidak hanya cakap secara administratif, tetapi juga memiliki jiwa patriotisme dan integritas yang tinggi.

Salah satu peserta retret, Kasri SH, Kepala Desa A’bulosibatang, Kecamatan Marusu, mengungkapkan antusiasmenya. “Ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan bermanfaat. Selain bisa menjalin kekompakan sesama kepala desa dari berbagai kecamatan, semangat bela negara yang ditanamkan di sini benar-benar bisa kami praktikkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam mengelola desa,” tutur Kasri.

Ia menambahkan, disiplin keras ala militer yang diterapkan di Markas Brigif 3/TBS Kostrad memberikan dampak positif yang instan. “Kami dilatih lebih disiplin, mulai dari bangun pagi, pengaturan waktu, hingga pola makan. Ini bukan hanya tentang menjadi pemimpin yang baik, tapi juga tentang menjadi pribadi yang lebih teratur dan berdaya. Pastinya, ilmu dan pengalaman ini sangatlah bermanfaat dan akan berdampak baik bagi kami semua, dan tentu saja, bagi masyarakat di desa masing-masing,” pungkas Kasri.

Retret kepemimpinan ini bukan hanya sebuah agenda pelatihan, melainkan sebuah investasi strategis Kabupaten Maros untuk masa depan. Dengan kepala desa yang tangguh, disiplin, berwawasan kebangsaan, dan cakap dalam pembangunan, cita-cita “Dari Desa untuk Indonesia” akan semakin nyata terwujud.

WhatsApp
Facebook
Twitter

Berita Terkait: