JAKARTA | JURNALCELEBES.CO – Lomba menyanyi dangdut bagi penyandang disabilitas netra kembali digelar di Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin milik Dinas Sosial DKI Jakarta pada Selasa (28/8), Cawang, Jakarta Timur. Sebanyak 90 orang peserta dari DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat ikut serta dalam lomba tersebut.
Kepala Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin, Mukhlisin menyampaikan, lomba ini rutin dilakukan setiap dua tahun sekali untuk menjaring bakat-bakat menyanyi yang potensial dari para disabilitas netra.
“Ini sudah yang keempat kalinya kami adakan. Kami mencari lima orang juara dari putra maupun putri. Juara pertama, kedua, ketiga dan harapan pertama, dan kedua,”ungkap Mukhlisin.
Ia melanjutkan, mereka yang juara akan mendapatkan, piala dan uang pembinaan. Juara pertama mendapat uang 2 juta, kedua 1,5 juta, ketiga 1 juta, harapan pertama 750 ribu dan harapan kedua 500 ribu. Serta ada hadiah bagi mereka yang menjadi juara favorit.
Lomba digelar selama dua hari dengan dewan juri yang kompeten di bidang tarik suara. Yang menjadi kriteria penilaian antara lain teknik vokal, interpretasi lagu hingga penampilan para peserta.
“Harapannya ini jadi batu loncatan buat para disabilitas netra untuk bisa berprestasi di bidang tarik suara atau menyanyi. Mereka memperkenalkan kemampuan mereka kepada masyarakat,” kata Mukhlisin.
Sementara Sekretaris Dinas Sosial DKI Jakarta, Mariana yang mewakili Kepala Dinas Sosial menyampaikan, pihaknya selalu mendukung upaya pengembangan potensi khususnya bagi mereka yang mengalami disabilitas netra.
“Acara ini memang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan potensi bernyanyi disabilitas netra dan memberikan ruang akses lapangan kerja berbasis potensi seni,” kata Mariana saat memberikan sambutan.
Ia juga mengatakan, berdasarkan survei dan pengamatan terhadap potensi dan bakat kesenian khususnya seni suara atau menyanyi dan memainkan alat musik, antusiasme para disabilitas netra cukup tinggi bahkan mencapai 75 persen.
“Lomba ini harus terus dilakukan. Ke depan akan kita laksanakan dengan menambah jumlah provinsi yang ikut. Harapannya ini akan menjadi sejarah kebangkitan seni dan budaya bagi disabilitas netra,” ujar Mariana.