SERANG, Kameraliputan.com – Di tengah hiruk pikuk modernisasi, Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun di Serang menjadi saksi bisu sebuah perayaan yang tak hanya sarat makna sejarah, namun juga memancarkan optimisme akan masa depan bangsa. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto, hadir memimpin Peringatan Hari Santri 2025 yang istimewa, sebuah momen refleksi dan proyeksi yang dirangkai dengan Haul ketiga ibunda tercinta, Almarhumah Hj. Biasmawati binti Baddin.
Suasana khidmat bercampur semangat kebersamaan menyelimuti kompleks pesantren. Para santriwan dan santriwati, alim ulama, tokoh masyarakat, serta jajaran pemerintah daerah dan Forkompimda Serang turut hadir, menciptakan tapestry keberagaman yang berpusat pada satu tujuan: mengukuhkan peran santri dalam pembangunan Indonesia.
Mendes Yandri Susanto, dengan suara penuh resonansi, mengingatkan hadirin akan akar historis Hari Santri. Bukan sekadar tanggal dalam kalender, peringatan ini adalah bentuk apresiasi tulus pemerintah atas kontribusi tak ternilai Pondok Pesantren dalam perjuangan merebut dan mengisi kemerdekaan. “Santri itu istilahnya pemilik saham republik ini. Mereka sudah berjuang sebelum Indonesia merdeka,” tegas Mendes Yandri, menyoroti peran heroik yang kerap terlupakan dalam narasi besar sejarah bangsa. Jauh sebelum peluru ditembakkan, api semangat kemerdekaan telah berkobar di dada para santri, ditempa oleh nilai-nilai keagamaan dan nasionalisme yang tak tergoyahkan.
Peran santri, lanjutnya, tak berhenti pascakemerdekaan. Di tengah dinamika pasang surut pembangunan, santri terus menjadi garda terdepan. Dari ranah spiritual hingga kepemimpinan nasional, dari sektor ekonomi hingga militer dan kepolisian, jejak kontribusi santri tampak nyata dan tak terbantahkan. Mereka adalah simpul-simpul kekuatan yang merajut peradaban bangsa, menjadikan pondok pesantren sebagai “Benteng Pertahanan Bangsa” yang tak lekang oleh zaman.
Melihat vitalnya peran tersebut, Mendes Yandri tak hanya mengajak, namun secara proaktif mendorong para santri untuk menjadi motor penggerak pembangunan di level desa. Kolaborasi antara pesantren dan pemerintah, khususnya Kementerian Desa, ia tekankan sebagai kunci. Berbagai program unggulan pemerintah seperti Koperasi Desa Merah Putih, MBG (BUM Desa Bersama Go Digital), Desa Ekspor, dan Desa Wisata, ia yakini dapat dimaksimalkan melalui tangan-tangan terampil dan pikiran-pikiran jernih para santri. Ini bukan hanya tentang partisipasi, melainkan tentang kepemilikan dan inovasi, memastikan denyut nadi pembangunan desa diwarnai oleh semangat islami dan nasionalisme yang khas pesantren.
Di sela-sela pidato yang sarat visi, Mendes Yandri tak lupa menyelipkan pesan personal yang menyentuh hati. Dalam momen Haul ibunda tercinta, Hj. Biasmawati, ia memohon lantunan doa dari para hadirin. Sebuah pengingat universal akan pentingnya memuliakan orang tua, sekaligus nasihat kepada para santri untuk terus bersungguh-sungguh menimba ilmu, menghadapi setiap tantangan dengan bijaksana, dan menjadi generasi penerus yang berbakti.
Acara tersebut juga disemarakkan dengan peresmian Gedung Al-Kautsar, asrama santri putra berlantai empat yang megah, mampu menampung 300 santri. Sebuah simbol nyata komitmen terhadap pengembangan fasilitas pendidikan Islam dan investasi pada masa depan generasi penerus. Gedung ini diharapkan menjadi wadah yang nyaman bagi para santri untuk menimba ilmu, beraktualisasi, dan mempersiapkan diri menjadi agen perubahan.
Kehadiran Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah, Ayahanda Mendes Yandri H Sabarno beserta keluarga besar, serta jajaran petinggi kementerian seperti Sekjen Taufik Madjid dan Dirjen PEID Tabrani, semakin mengukuhkan bobot dan makna peringatan Hari Santri kali ini. Ini adalah bukti bahwa semangat kemitraan antara pemerintah dan pesantren adalah fondasi kokoh bagi kemajuan bangsa.
Peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Bai Mahdi Sholeh Ma’mun tahun 2025 bukan sekadar seremoni. Ia adalah deklarasi ulang akan peran strategis santri, janji optimisme untuk kolaborasi masa depan, dan pengingat abadi akan nilai-nilai luhur yang membentuk identitas bangsa. Dari Serang, gaung semangat ini diharapkan akan terus bergema, menginspirasi santri di seluruh penjuru negeri untuk terus menjadi “pemilik saham” sejati Republik Indonesia, penjaga benteng peradaban, dan pelopor pembangunan yang berintegritas.







