ACEH | JURNALCELEBES.CO – Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Besar mengadakan pelatihan petugas ubinan tanaman pangan dari tanggal 29 – 31Oktober 2018.
Pelatihan ubinan ini diikuti oleh pegawai BPS Aceh Besar yaitu staf KSK (Koordinator Statistik Kecamatan) dan juga mitra-mitra BPS Aceh Besar yang bertanggung jawab dikecamatan yang bersangkutan. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari penuh.
Pada hari pertama diisi dengan paparan materi oleh instruktur daerah mengenai tata cara pemutakhiran, konsep dan definisi, pencacahan dan sedikit materi mengenai pengolahan, dan pada hari kedua pelatihan dilakukan tryout ubinan dengan turun langsung ke lapangan yang dipandu oleh instruktur daerah yaitu Ridhatullah Daud, SE, dengan pengawasan langsung dari Kabid Produksi BPS Provinsi Aceh bapak Irnanto, SE, MM.
Pada praktek pelatihan ubinan kali ini, tanaman pangan yang diubin adalah tanaman padi. Pada pembukaan yang berlangsung di Hotel Permata Hati, kepala BPS Kabupaten Aceh Besar Ibu Teti Darmawati, SE dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia.
Salah satu subsektor pertanian yang mempunyai peranan yang sangat strategis adalah subsektor tanaman pangan, yang meliputi tanaman padi dan palawija.
Peranan penting subsektor tanaman pangan adalah dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Mengingat pentingnya peran subsektor tanaman pangan, dibutuhkan informasi mengenai produksi tanaman pangan yang akurat dan menggambarkan kondisi terkini.
Salah satu informasi penting yang dibutuhkan dalam penghitungn produksi tanaman pangan adalah hasil per hektar (produktivitas) yang dikumpulkan secara rutin setiap subround melalui Survei Ubinan.
Informasi pokok yang dikumpulkan melalui Survei Ubinan adalah data produktivitas (hasil per hektar) tanaman padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar.
Teti melanjutkan bahwa Informasi pendukung lainnya yang juga dikumpulkan antara lain koordinat lokasi ubinan, jenis lahan, cara penanaman, sistem penanaman, jenis kegiatan peningkatan produksi, banyaknya benih dan pupuk yang digunakan, jenis/varietas benih yang digunakan (khusus padi dan jagung), intensitas serangan hama serta cara pengendaliannya, informasi bantuan benih, pupuk dan informasi kwalitatif yang berkaitan dengan produktivitas.
“Mengingat begitu pentingnya data yang dihasilkan melalui Survei Ubinan ini, maka diperlukan pelatihan petugas yang intensif agar data yang dihasilkan benar-benar akurat,” ujarnya.
Di akhir pelatihan juga dilakukan diskusi mengenai kasus-kasus yang mungkin terjadi di lapangan atau pengalaman-pengalaman di lapangan dalam melaksanakan survei ubinan tanaman pangan. (Afrizal)